Login Registrar-se

Karier Menurun, 5 Pemain Ini Pilih Main di China

Karier Menurun 5 Pemain Ini Pilih Main di China

Pengantar: Fenomena Hijrah Pemain ke Liga China

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia sepak bola Indonesia maupun global menyaksikan fenomena menarik: banyak pemain top dari Eropa dan Liga Inggris yang memilih hijrah ke Liga China. Keputusan ini biasanya diambil saat karier mereka mulai menurun di kompetisi utama, atau sebagai langkah strategis untuk menyelamatkan nilai jual dan keuangan mereka. Liga China, dengan tawaran gaji tinggi dan peluang bermain di klub-klub ternama, menjadi magnet tersendiri bagi pemain yang ingin memperpanjang karier dan mendapatkan penghasilan maksimal. Artikel ini akan membahas perjalanan lima pemain terkenal yang memilih berkarier di Liga China dan bagaimana dampaknya terhadap performa serta karier mereka.

Renato Augusto: Dari Bayern Leverkusen ke Beijing Guoan

Salah satu pemain yang cukup mencuri perhatian adalah Renato Augusto. Sebelum hijrah ke Liga China, Renato dikenal sebagai gelandang berbakat yang memperkuat Bayer Leverkusen selama empat musim. Sayangnya, performanya ketika itu tidak konsisten, sehingga sempat kembali ke Brasil memperkuat Corinthians. Setelah beberapa musim di Brasil, Renato memutuskan untuk mencoba peruntungan di Liga China dengan bergabung bersama Beijing Guoan pada 2016.

Pindah ke Liga China ternyata memberikan angin segar bagi Renato Augusto. Ia menunjukkan peningkatan performa secara perlahan dan mampu kembali masuk ke skuad Timnas Brasil. Statistik terakhirnya di Liga China menunjukkan bahwa Renato mampu mencatatkan 12 penampilan dan berkontribusi penting dalam beberapa pertandingan. Perpindahan ini tidak hanya menyelamatkan kariernya dari kebuntuan, tetapi juga membuka jalan untuk tampil di level internasional lagi.

Keputusan Renato Augusto hijrah ke Liga China menunjukkan bahwa pemain yang pernah berkarier di kompetisi top Eropa tetap mampu bersinar jika mendapatkan peluang dan kondisi yang mendukung. Di Indonesia, banyak penggemar sepak bola yang menonton live score pertandingan Beijing Guoan untuk mengikuti perkembangan Renato dan pemain lainnya di Liga China.

Paulinho: Dari Tottenham Hotspur ke Guangzhou Evergrande dan Barcelona

Nama Paulinho memang cukup terkenal di kalangan pecinta sepak bola. Ia pernah didatangkan Tottenham Hotspur dengan harga tinggi, namun sayangnya tampil tidak sesuai ekspektasi. Akibatnya, performanya menurun dan sempat kehilangan tempat di skuad utama timnas Brasil. Untuk menyelamatkan karier, Paulinho memilih hijrah ke Liga China dengan bergabung bersama Guangzhou Evergrande pada 2015.

Pindah ke Liga China bukan hanya menyelamatkan kariernya, tetapi juga membawanya ke puncak performa. Dengan penampilan impresif di klub China, Paulinho menarik perhatian klub-klub besar seperti Barcelona. Pada 2018, Barcelona rela membayar sekitar 40 juta pounds untuk memboyongnya dari Guangzhou. Meskipun di Barcelona performanya tidak sebaik di Liga China, langkah ini tetap menjadi bukti bahwa Liga China mampu menjadi ajang pengembangan dan rehabilitasi performa pemain top dunia.

Pada akhirnya, perjalanan Paulinho menunjukkan bahwa hijrah ke Liga China bisa menjadi batu loncatan untuk kembali ke panggung dunia, asalkan pemain mampu menjaga motivasi dan performa mereka. Di Indonesia, para penggemar sepak bola mengikuti pertandingan Barcelona dan klub-klub Liga China melalui tv online dan live score secara langsung, menantikan aksi pemain seperti Paulinho.

Odion Ighalo: Dari Premier League ke Liga China dan Kembali ke Eropa

Odion Ighalo adalah contoh nyata pemain yang mengalami perjalanan karier yang luar biasa. Ia memulai karier di Premier League bersama Watford, dan tampil cukup impresif dengan mencetak 14 gol dari 223 pertandingan. Namun, performanya menurun drastis pada musim berikutnya, dan akhirnya ia memutuskan hijrah ke Liga China bersama Changchun Yatai sebagai langkah menyelamatkan karier.

Di Liga China, Ighalo menunjukkan bahwa dirinya masih memiliki kualitas. Ia mencetak 46 gol dari 74 pertandingan, menarik perhatian klub besar seperti Manchester United. Pada awal musim 2020, Manchester United meminjamnya dan selama tiga laga pertama, Ighalo langsung mencetak tiga gol. Keputusan hijrah ke Liga China terbukti menjadi jalan keluar yang tepat untuk mengembalikan performa dan kepercayaan diri pemain asal Nigeria ini.

Fenomena Ighalo ini menunjukkan bahwa Liga China tidak hanya menjadi tempat bermain bagi pemain yang sudah menurun di kompetisi utama, tetapi juga sebagai batu loncatan untuk kembali ke panggung utama dunia. Di Indonesia, para penggemar sepak bola mengikuti pertandingan Manchester United dan pertandingan Ighalo melalui live score dan tv online, menantikan aksi pemain idola mereka.

Papiss Cisse: Menurun di Premier League, Bersinar di Liga China

Striker asal Senegal, Papiss Cisse, pernah tampil cemerlang di awal karier bersama Newcastle United. Ia mampu mencetak 13 gol dari 14 pertandingan Premier League, menjadi salah satu pemain yang disegani di Inggris. Namun, seiring berjalannya waktu, performanya menurun drastis, dan selama empat musim berikutnya, ia hanya mampu mencetak 24 gol di semua kompetisi.

Penurunan performa ini membuatnya kehilangan peluang di kompetisi Eropa, dan akhirnya Cisse memutuskan hijrah ke Liga China dengan bergabung bersama Shandong Luneng. Di sana, Cisse kembali menemukan performa terbaiknya dengan mencetak 18 gol dalam 34 pertandingan. Keberhasilannya di Liga China membuka peluang kembali ke Eropa, dan pada 2018 ia bergabung kembali ke Turki bersama Alanyaspor.

Perjalanan Cisse menunjukkan bahwa Liga China dapat menjadi tempat bagi pemain yang ingin kembali ke puncak performa mereka di panggung internasional. Dalam konteks nonton bola online dan live score, penggemar di Indonesia selalu mengikuti perkembangan pemain dan pertandingan-pertandingan Liga China yang menampilkan aksi striker tajam seperti Cisse.

Oscar: Dari Chelsea ke Shanghai SIPG dan Prestasi di Liga China

Oscar, gelandang kreatif asal Brasil, menjadi salah satu pemain top yang hijrah ke Liga China. Ia memperkuat Chelsea selama empat tahun dan menyumbangkan banyak trofi, termasuk dua Liga Inggris, satu Piala Liga Inggris, dan satu Liga Europa. Namun, saat pelatih Antonio Conte datang, posisi Oscar di skuad utama mulai tergeser, dan ia memutuskan untuk hijrah ke Shanghai SIPG pada 2017 dengan banderol sekitar 60 juta pounds.

Di Liga China, Oscar menunjukkan performa gemilang dengan mencetak 39 gol dan 66 assist dari 123 pertandingan. Ia turut menyumbangkan dua gelar utama, yakni Chinese Super League 2018 dan Chinese FA Cup Super Cup 2019. Keputusan hijrah ke Liga China ini mendapat beragam reaksi, ada yang menyebutnya sebagai langkah uang semata, tetapi faktanya, Oscar tetap menunjukkan kualitasnya di panggung Asia.

Pemeranannya di Liga China membuat pemain ini menjadi salah satu ikon sepak bola Asia. Di Indonesia, penggemar sepak bola mengikuti pertandingan Shanghai SIPG melalui tv online dan live score, menantikan aksi kreatif Oscar yang mampu mengubah jalannya pertandingan.

Kesimpulan: Strategi dan Dampak Hijrah ke Liga China

Perjalanan pemain-pemain top dunia yang memilih hijrah ke Liga China menunjukkan adanya peluang dan tantangan besar. Di satu sisi, liga ini menyediakan gaji tinggi dan peluang bermain secara reguler, di sisi lain, mereka harus berjuang menjaga performa agar tetap kompetitif di level internasional. Fenomena ini juga mempengaruhi pasar transfer dan persepsi tentang kompetisi Asia sebagai destinasi karier yang menarik.

Untuk penggemar sepak bola Indonesia, keberadaan Liga China semakin mudah diakses melalui tv online dan live score, sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan pemain favorit mereka yang berkarier di sana. Strategi hijrah ini tidak hanya menyelamatkan karier pemain, tetapi juga memberi warna baru dalam dunia sepak bola internasional, termasuk di Indonesia yang terus berkembang sebagai pasar sepak bola yang besar dan potensial.

Scroll to Top